Kamis, 08 Maret 2012

DIKLAT GURU KIMIA MA

Salah satu mata diklat dalam Diklat Guru Kimua Tingkat Lanjut adalah Model Inquiri. Mata diklat ini untuk menambah kemampuan para guru mata Pelajaran Kimia Madrasah Aliyah mengenai praktek penerapan model inquiri dalam pembelajaran kimia. Kali ini yang dilatihkan adalah model inquiri tingkatan inquiri terbuka (open Inquiri Model), yaitu inquiri yang pertanyaan, prosedur inquiri dan perumeusan kesimpulan dibuat sendiri oleh peserta didik (model inquiri dan tingkatannya dapat dilihat di artikel model inquiri).


Dalam pelatihan ini peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Kepada mereka diberikan tiga benda, pertama karbit, kedua kopi, ketiga bahan pelarut (gula, garam, NaOH) dan soda kue dan keempat jus jeruk. Setiap kelompok diharapkan melakukan kegiatan berikut:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian terkati dengan benda-benda tersebut.
2. Mengajukan hipotesis
3. Merancang penelitian
4. Melakukan penelitian
5. Mengolah data
6. Menyimpulkan
7. Mempresentasikan hasil inquiri.

Ada beberapa hal yang menarik dari sesi ini. Para para guru sangat antusias dan inspiratif. Ternyata ketika mencoba mengeksplorasi diri sendiri maka ide-ide bermunculan tak terbensung. Bahkan banyak ide yang sama sekali baru.  Hanya saja ada beberapa hal yang ditemukan, pertama pertanyaan penelitian belum spesifik sehingga rancangan penelitian tidak mengarah untuk menjawab pertanyaan yang pasti, seperti: Reaksi apa yangterjadi antara karbit dengan air? Kedua masih mempertanyakan hal yang sebetulnya sudah diketahui dan mengarah kepada jawaban ya atau tidak, misalnya: Apakah reaksi antara karbit dan air menghasilkan gas?  Ketiga masih mengajukan pertanyaan yang jawabannya tidak dapat ditemui melalui penelitian yang mungkin dilakukan secara sederhana, seperti: Persamaan reaksi apa yang terjadi pada pencampuran karbit dengan air? Keempat masih ada anggapan bahwa proses inquiri merupakan kegiatan pembuktian teori padahal inquiri adalah penemuan, misalnya pertanyaan: Apakah tingkat kelarutan garam hasil experimen sama dengan yang ada dalam tabel tinkat kelarutan?

Anggapan bahwa inquiri sama dengan praktek dan kegiatannya merupakan upaya pembuktian teori atau fakta harus diperbaiki. ini mungkin warisan dari pembelajaran masa lalu ketika para guru belajar di SMA/MA, gurunya para guru menamakan kegiatan seperti itu dengan istilah praktikum. Dalam kegiatan ini biasanya guru memberikan LKS berupa langkah-langkah praktikum yang gunanya untuk membuktikan apa yang para siswa sudah pelajari. Paradigma itu sudah berganti, harusnya para peserta didik melakukan inquiri untuk menemukan konsep, bukan memahami konsep lalu melakukan pembuktian konsep tersebut.

Kekurangan ini telah selesai diperbaiki. Melalui pernyataan dan pertanyaan yang diajukan sudah kelihatan bahwa para peserta sudah memahami paradigma model inquiri. Bahkan para guru memiliki ide yang lebih baik.

Alasan mengapa model inquiri yang dilatihkan dalam diklat tingkat lanjut guru mata pelajaran Kimia adalah karen SKL dan tujuan mata pelajaran mengarah ke peningkatan kemampuan sikap dan kerja ilmiah. SKL urutan pertama mata pelajaran Kimia dalam dokumen SKL (permendiknas Nomor 23/2006) seperti di bawah ini:
Melakukan percobaan, antara lain merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis


Demikian juga dalam Standar Isi mata pelajaran kimia temuat tujuan mata pelajaran Kimia di SMA/MA ta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
  1.  Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
  2.  Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur,  objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain
  3.  Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis
  4. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat
  5. Memahami konsep,prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Pada SKLdan tujuan pembelajaran secara eksplisit tertuklis bahwa kerja ilmuih merupakan kompetensi yang pertama harus dikuasa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar