TAKSONOMI HASIL BELAJAR
Kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kompetensi hasil be3lajar dalam rumusan SK dan KD ditentukan menggunakan pisau analisis Taksonomi Tujuan Pendidikan (The Taxonomy Of Educational Objectives). Taksonomi Tujuan Pendidikan adalah sebuah kerangka acuan untuk mengelompokkan kompetensi yang diharapkan tercapai oleh peserta didik sebagai dampak dari hasil sebuah pembelajaran (Krathwohl)[1]. Taksonomi Tujuan Pendidikan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan kata kerja dalam rumusan indikator pencapai hasil belajar yang akan dijadikan landasan dalam menyusun inetrumen evaluasi hasil balajar.
Banyak taksonomi tujuan pendidikan yang tertuang dalam buku sumber, diantaranya Benjamin Bloom, Reguluth, Robert Gegne, Merill and Goodman[2] dan yang lainnya tapi yang digunakan dalam penyusunan Standar Isi adalah taksonomi tujuan pendidikan yang disusun oleh Benjamin Bloom tahun 1956. Bloom mengidentifikasi tiga domain tujuan pendidikan yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective) dan psikomotorik (psychomotor). Domain kognitif terkait dengan ranah kemampuan berpikir/intelektual, afektif (affective) terkait dengan ranah perasaan dan emosi dan psikomotor (psycomotric) terkait dengan ranah kemampuan fisik.
Bloom dan kolega berhasil mengelaborasi domain cognitive dan afektif namun tidak sempat mengelaborasi domain psikomotorik. Hasil elaborasi berbentuk kategori untuk setiap domain. Domain kognitif terdiri dari 6 kategori yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi; dan domain afeksi terdiri dari 5 kategori yaitu penerimaan, respon, penilaian, mengorganisasikan dan menginternalisasika. Domain psikomotorik berhasil dielaborasi oleh ahli lain seperti RH Dave tahun 1975, Horrow dan Simson.
Ketiga domain tidak merupakan hirarki. Kognitif, afeksi dan psikomotorik memiliki hubungan horizontal yang saling melengkapi. Sebuah kemampuan, misalnya menendang bola merupakan akumulasi dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kemampuan kognitifnya adalah pengetahuan mengenai prosedur dan teknik penendang bola, kemampuan psikomotirknya adalah ketaerampilan fisik gerakan menendang bola, dan kemampuan afeksinya adalah kegigihan.
Kategori-kategori pada setiap domain merupakan tingkatan dari yang sederhana ke yang rumit dan dari yang nyata/kongkrit ke yang abstrak. Krathwohl mengasumsikan bahwa pada kategori taksonomi Bloom merupakan kumulasi hirarki. Maksudnya bahwa kategori yang lebih sederhana merupakan syarat untuk menguasai kategori yang lebih kompleks. Maksudnya seeseorang akan bisa menjelaskan kalau sduah mengetahui, akan dapat menerapkan apabila sudah dapat menjalaskan, akan dapat menganalisis apabila sudah dapat menerapkan, dan seterusnya. Contohnya, seorang anak belum dapat menerapkan rumus Pythagoras apabila belum mengetahui dan memahami hukum tersebut. Seorang anak belum dapat membuat puisi apabila belum bisa menjelaskan definisi puisi dan menjalskan prosedur dan teknik penulisannya.
Referensi
Bloom B. S. (1o956). Taxonmy of Educational Objectives, Handbook I: The Cognitive Domain. New York: David McKay Co Inc.
Dave, R. H. (1975). Developing and Writing Behavioral Objectives. (R. J. Armstrong, ed.). Tucson, Arizona: Educational Innovators Press.
Harrow, A. (1972) A Taxonomy of Psychomotor Domain: A Guide for Developing Behavioral Objectives. New York: David McKay.
Krathwohl, D. R., Bloom, B. S., & Masia, B. B. (1973). Taxonomy of Educational Objectives, the Classification of Educational Goals. Handbook II: Affective Domain. New York: David McKay Co., Inc.
Pohl, M. (2000). Learning to Think, Thinking to Learn: Models and Strategies to Develop a Classroom Culture of Thinking. Cheltenham, Vic.: Hawker Brownlow.
Simpson E. J. (1972). The Classification of Educational Objectives in the Psychomotor Domain. Washington, DC: Gryphon House.
1. Bagaimana tanggapan bapak berkaitan dengan revisi taksonomi bloom yang awalnya pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan tertinggi evaluasi, menjadi Mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta
BalasHapus2. Bagaimana menyusun tujuan pembelajaran dan indikator hasil belajar mencipta?
3. Apakah dalam pembuatan tujuan pembelajaran dan indikator hasil belajar ada ketentuan khusus untuk menggunakan kata kerja ranah kognitif, afektif, dan psykomotor?
1. Yang saya belum pahami, bagaimana cara menyusun tujuan pembelajaran dan indikator hasil belajar mencipta.mohon pencerahanya
BalasHapusAssalamu'alaikum Wr. Wb
BalasHapusAda pertanyaan yang ingin saya ajukan :
1. Apakah Taksonomi Bloom versi awal masih relevan untuk diterapkan pada kurikulum 2013 khususnya untuk ranah apektif dan kognitif?
2. Bagaimana cara menentukan KKO dalam rumusan indikator hasil belajar agar tepat sasaran dalam menyusun instrumen evaluasi?
Terima kasih pak atas tanggapannya.
Wassalamu'alaikum Wr Wb
1. Taksonomi Bloom adalah status hirarki yang mengidentifikasi skill dalam tingkat rendah hingga tinggi yang dibagi menjadi 3 domain/ranah yang sudah diterapkan dalam kurikulum di Indonesia. Pertanyaanya apakah semua kurikulum di Indonesia menggunakan taksonomi bloom sudah tercapai sesuai dengan tujuan dan apa kendala-kendalanya?
BalasHapusMenurut pemahaman saya hasil belajar merupakan kolaborasi(persenyawaan) dari ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif dan pada tingkat sempurna menghadirkan karakter pada siswa. Pertanyaan saya bagaimana agar dapat mewujudkan proses pembelajaran yang mengarah pada pembentukan karakter siswa dari sudut perencanaan dan penilaian hasil belajar ?
BalasHapusAssalamualaikum
BalasHapusTerima kasih pak Asip, blogtanyakan ini sangat bermanfaat. Ada hal yang ingin saya tanyakan mengenai materi di atas.
Di dalam ranah kognitif terdapat 6 kategori yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Pertanyaan saya :
1. Apakah keenam kategori tersebut harus dilakukan dalam satu materi pembelajaran ?
2. Jika Iya, tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit, bagaimana cara menyiasatinya ?
3. Jika tidak, apakah penguasaannya boleh dilewati, misalnya sudah mengetahui, memahami kemudian lanjut ke mengevaluasi ?
Assalamu’alikum Wr.Wb
BalasHapusTujuan pendidikan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan kata kerja dalam rumusan indicator penpaian hasil belajar yang akan dijadikan landasan dalam rumusan instrument evaluasi hasil belajar. Pertanyaan saya adalah :
1. Apakah dalam penulisan tujuan pembelajaran harus selalu menggunakan Kata Kerja Operasional (KKO) Yang sama dengan rumusan indicator pencapaian hasil belajar ?
2. Bolehkah ketika dalam menyusun indicator pencapaian hasil belajar menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang berbeda dengan tujuan pembelajaran ?
1. Apakah hubungan tiga domain tujuan pendidikan dalam suatu proses belajar?
BalasHapus2. Seberapa besar pengaruh tiga domain tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran dikelas?
3. Mengapa Bloom dan Kolega berhasil mengelaborasi kognitif dan afektif namun tidak sempat mengelaborasi domai psikomotorik, padahal ketiga domain itu saling berkaitan?